ADAM BURHAN, sastrawan, lahir di Banjarmasin, Kalsel, 11
Oktober 1937. Tinggal di Banjarmasin dan bekerja sebagai PNS di Dinas Pekerjaan
Umum (DPU) Kota Banjarmasin. Mulai menulis puisi dan cerpen sejak tahun
1950-an. Publikasi puisi dan cerpennya antara lain di RRI Banjarmasin dan
Majalah Pahatan Banjarmasin. Antologi puisi bersama yang ikut memuat
puisi-puisinya antara lain Perkenalan di dalam Sajak (Banjarmasin, 1963), dan
Panorama (Banjarmasin, 1975). Selain menulis puisi dan cerpen, AB juga menulis
naskah teater salah satu di antaranya Loterei.
AB meninggal dunia dan dimakamkan di Banjarmasin, 20 Desember 1995.
ADE AHMAD RIENANDA, sastrawan, lahir di Banjarmasin, Kalsel,
4 Februari 1993. Tinggal di kota Marabahan. Mulai menulis puisi sejak tahun
2000-an. Antologi puisi bersama yang ikut memuat puisinya antara lain Nyanyian Akar Rumput Pengakuan Ikhlas Pulang
Ziarah (Marabahan, 2009).
ADENANI ISKANDAR, Drs. H, Anggota DPRD Kalsel masa
bakti 1971-. Fraksi Persatuan Pembangunan. Lahir di Kandangan, Hulu Sungai
Selatan, Kalsel, 17 September 1929. (Buku Kenang-kenangan DPRD Kalsel Hasil
Pemilu 1971).
ADJI LOEMAN HAKIM, Brigjen Drs, Kapolda Kalselteng
(1985-1988). Tanggal 25 Januari 1988,
ALH digantikan oleh Abdullah Zawawi. Selanjutnya, ALH bertugas sebagai Irjenpol
Bidang Operasi Mabes Polri di Jakarta.
ADJIM ARIJADI, sastrawan, lahir di Mali-mali, Kabupaten
Banjar, Kalsel, 7 Juli 1940. Pendidikan forma yang pernah ditempuhnya SR, SGB,
SGA dan ASDRAFI Yogyakarta. Mulai menulis puisi, cerpen, esei, naskah drama,
dan naskah sinetron sejak tahun 1966. Publikasi karya sastranya antara lain di
SKH Duta Masyarakat Yogyakarta (pengasuh rubrik Duta Budaya), SKH Pelopor
Yogyakarta, SKH Masa Kini Yogyakarta, SKH Suara Kalimantan Banjarmasin, SKH
Banjarmasin Post, SKM Media Masyarakat, Majalah Bandarmasih Banjarmasin, dan
SKH Radar Banjarmasin. Antologi puisinya yang sudah terbit antara lain Kapal
Lautku (Banjarmasin, 2006). Antologi puisi bersama yang ikut memuat
puisi-puisinya antara lain Jejak Berlari (Banjarmasin, 1972), Air Bah
(Banjarmasin, 1972), Panorama (Banjarmasin, 1974), Dengar Bicara Kami
(Banjarmasin, 1984), Terimal (Banjarmasin, 1984), Festival Puisi Kalimantan
(Tajuddin Noor Ganie, Banjarmasin, 1992), Ritus Kata dan Ritus Warna
(Yogyakarta, 1994), Jendela Tanah Air (Banjarmasin, 1995), Tadarus Puisi
(Banjarmasin, 1996), Sajak Sajak Kemerdekaan (Banjarmasin, 2006), dan Seribu
Sungai Paris Barantai (Kotabaru, 2006). Pada tanggal 1 November 1967, AA dan
kawan-kawannya mendirikan Kelompok Studi Seni Sanggar Budaya Banjarmasin.
Selain menjadi ketua, AA juga menjadi penulis naskah drama, dan pelatih drama
di Sanggar Budaya Banjarmasin. Sehubungan dengan prestasi, reputasi, dan
dedikasinya yang luar biasa di bidang seni drama ini, maka pada tahun 1974, AA
menerima hadiah seni bidang drama dari Gubernur Kalsel (Soebardjo
Soerjosaroso). Naskah drama AA yang sudah dipentaskan di berbagai pangung
pertunjukan selama kurun waktu 1963-2007 sangatlah banyak, antara lain Haram
Manyarah (1963), Demang Lehman (1964), Laki-laki di Rumah Itu (1964), Bulan
Emas di Jendela Kakek (1967), Titik Embun di Sahara (1970), Batu Intan (1971),
Matahari Malam (1974), Luka Luka (1975), Istana Kertas Putih (1979), Masjid
(1979), Perang Banjar Hampir Berakhir (1980), Halilintar Perang Banjar (1980),
Sampah Negeri (1982), Terbelenggu (1983), Sembilu Haram Manyarah (1983), Bumi
Kereta (1988), Saruni (1989), Pesta Jodoh (1990), Engken Barajut (1990), Kosong
Kosong (1995), langkah Langkah Pahlawan Kita (1997), Pratala Kara Markara
(2000), dan Kicaka di Negara (2002). Naskah sinetron garapan AA yang sudah
ditayangkan di TVRI Banjarmasin dan TVRI Jakarta antara lain Lambung mangkurat
(6 episode), Junjung Buih (6 episode), dan Dokter Hayati (6 episode). Biografi
kesastrawannya ikut dimuat dalam buku Ensiklopedi Sastra Kalimantan Selatan
(Balai Bahasa Banjarmasin, 2008).
AGITS KURSANI KA, sastrawan, lahir di Kotabaru, Kalsel, 24
Juli 1944. Nama lengkapnya Agits Kursani Pangka Nassah. Lulus SR tahun 1957,
tahun 1961 lulus SGB Kotabaru. AKKA langsung melanjutkan pendidikannya ke SGA
Banjarmasin. Hal ini dimungkinkan karena AKKA lulus SGB dengan nilai terbaik
(bintang pelajar). Tahun 1964, AKKA lulus SGB. Begitu kembali ke Kotabaru, AKKA
langsung diminta mengajar menjadi guru di SMEPN Kotabaru. Tahun 1968, AKKA
ditugaskan atasannya membuka SMEPN Filial Kotabaru di Pagatan. Pada tahun itu
pula, AKKA merintis pendirian SMEA Swasta di Pagatan. Tahun 1970, AKKA kembali
ke Kotabaru. Tahun 1974, AKKA tugas belajar di PGSLP Unlam Banjarmasin. Tahun 1977, AKKA menjadi Kepala SMEPN
Kotabaru. Tahun 1979 SMEPN Kotabaru dilebur menjadi SMP Kotabaru. Atas
permohonan sendiri AKKA kemudian dipindah-tugaskan ke Kantor Depdikbud
Kotabaru. Tahun 1994, AKKA diwisuda sebagai Sarjana Sosial (S.Sos) Jurusan
Administrasi Negara STIA Bina Banua Banjarmasin. Tahun 1995, AKKA dilantik
sebagai Kepala Kantor Depdikbud Kotabaru. Jabatan ini dipegangnya sampai
mencapai usia pensiun pada tahun 2000. Mulai menulis puisi sejak tahun 1960-an.
Antologi puisinya yang sudah terbit antara lain Tembus Kabut (Kotabaru, 1980).
Antologi puisi bersama yang ikut memuat puisi-puisinya antara lain Bunga Rampai
di Lembah Sebatung (Kotabaru, 1978), Jembatan 2000 (Kotabaru, 2000), Reportase
(Kotabaru, 2004), Kilometer Lima Puluh Lima (Kotabaru, 2005), dan Tarian Cahaya di Bumi Sanggam (Bunga
Rampai Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan, 2008). Biografi kesastrawannya ikut dimuat dalam buku Ensiklopedia
Sastra Kalimantan Selatan (Balai Bahasa Banjarmasin, 2008).
AGNA DINNAH LANTRIA, sastrawan, lahir di Kandangan, Kalsel,
17 Agustus 1985. Sarjana S.1 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjahmada
Yogyakarta. Mulai menulis puisi sejak tahun 1990-an. Antologi puisi bersama
yang ikut memuat puisi-puisinya antara lain Duri Duri Tataba (Tanjung, 1998),
Semata Wayang Semata Sayang (Tanjung, 1999), Ronce Bunga Mekar (Tanjung, 2006),
dan Seribu Sungai Paris Barantai (Kotabaru, 2006)
AGUS SALIM, pemain sepak bola klub Barito Putera
Galatama (BPG) Banjarmasin, 1988. Lahir di Sidrap, Sulsel, 17 Agustus 1965.
AHMAD ALBAR BS, sastrawan, lahir di Kampung Bamban,
Kandangan, Kalsel, 5 Agustus 1958. Nama asli Barmawi. Sarjana S.1 Pendidikan
Agama Islam STAI Al Jami Banjarmasin. Bekerja sebagai PNS di Kantor Depag
Batola, yakni sebagai Pengawas Madrasyah dan Pendidikan Agama Islam. Mulai
menulis puisi sejak tahun 1980-an. Publikasi puisinya di RRI Banjarmasin.
Antologi puisi bersama yang ikut memuat puisi-puisinya antara lain Sajak Sajak
Bumi Selidah (Marabahan, 2005), dan Cinta Rakyat (Marabahan, 2007).
AHMAD BASUNI, sastrawan, lahir di Margasari, Tapin, Kalsel, 8
Agustus 1922. Sarjana Muda (BA) Fakultas Ilmu Politik Universitas Gajahmada.
Sejak usia muda sudah menekuni pekerjaan sebagai wartawan. Tahun 1943, AB
bekerja di Majalah SK Kesadaran Kalimantan Kandangan, dan Purnama Raya Kandangan.
Tahun 1944-1945, AB bekerja di Majalah Semarak Barabai, dan SK Borneo Shimbun
Kandangan. Tanggal 20 Agustus 1945, AB melakukan tindakan heroik yang sangat
berani, yakni memuat teks Proklamasi Kemerdekaan RI di SK Borneo Shimbun Edisi
20 Agustus 1945. Tanggal 20 September 1945, AB dengan gagah berani tampil di
atas panggung terbuka membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan RI di
tengah-tengah khalayak ramai pengunjung pasar malam di alun-alun kota Kandangan. Pada kesempatan
itu juga, pasukan NICA Belanda menyerbu masuk ke tengah-tengah arena pasar
malam untuk menangkap AB. Tapi, AB berhasil meloloskan diri. Beberapa waktu
kemudian barulah polisi NICA Belanda berhasil menangkap AB. Setelah cukup lama
mendekam di penjara, AB akhirnya dibebaskan. Sekeluar dari penjara, AB pindah
ke Yogyakarta. Di kota ini ia bergabung ke dalam organisasi kelasykaran Ikatan
Pejuang Kalimantan (IPK) Yogyakarta. Sejak itulah AB menetap di kota ini. Ia
kembali menekuni pekerjaannya sebagai wartawan. Ia pernah menjadi Pimpinan Redaksi SKH Masa Kini, dan Majalah
Suara Muhammadiyah. Mulai menulis puisi, cerpen, dan esei sastra sejak tahun
1942-1945. AB sering mempergunakan nama pena Adni Wia (AW). Publikasi karya
sastranya antara lain di Majalah Purnama Raya Kandangan (1942), Majalah Puspa
Wangi Kandangan (1943), Majalah Semarak Barabai (1944), SKH Borneo Shimbun
Kandangan (1944-1945), SKH Masa Kini Yogyakarta, Majalah Suara Muhammadiyah
Yogyakarta, dan SKH Banjarmasin Post. Tahun 1985, AB menerima Hadiah seni
sebagai Seniman Pembina dari Gubernur Kalsel. Tahun 1989, romannya berjudul Ambang Keruntuhan Kerajaan Banjar dimuat
secara bersambung di SKH Banjarmasin Post. AB meninggal dunia dan dimakamkan di
Yogyakarta, 10 November 1990.
Ahmad Dimyati, Drs H, Kepala Kantor Wilayah Departemen
Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Provinsi Kalimantan Selatan. Dilantik, 19
Januari 1994. Ketika itu menggantikan pejabat lama EA Chalik Hamidjaja.
AHMAD FAHRAWI, sastrawan, lahir di Kandangan, Kalsel, 22
November 1954. Sering mempergunakan nama pena Era Nove Marquesa (ENM). Lulusan
SMA Negeri Barabai. Bekerja sebagai PNS di Balai Informasi Pertanian (BIP)
Banjarbaru. Tinggal di Martapura. Mulai menulis puisi sejak tahun 1980-an.
Publikasi puisinya di SKH Banjarmasin Post, SKH Media Masyarakat Banjarmasin,
SKH Pelita Jakarta, SKH Terbit Jakarta, Majalah Amanah Jakarta, Majalah Kartini
Jakarta, Majalah Sarinah Jakarta, Majalah Horison Jakarta, dan Majalah Bahana
Bandar Sri Begawan. Antologi puisinya Jala Yang Ditebar Martapura, 1981), dan
Aku Ingin Mencari Kata Dalam Sajak (Banjarmasin, 1982). Antologi puisi bersama
yang ikut memuat puisi-puisinya antara lain Dahaga-B.Post 1981 (Banjarmasin,
1982), Antologi Puisi ASEAN (Denpasar, 1983), Siklus Lima Penyair Kalsel
(Banjarmasin, 1983), Elite Penyair Kalsel
(Banjarmasin, 1985), Puisi Indonesia 1987 (DKJ TIM Jakarta), Selagi Ombak
Mengejar Pantai 6 (Selangor, 1989), Festival Puisi XII (Surabaya, 1990),
Festival Puisi Kalimantan (Tajuddin Noor Ganie, Banjarmasin, 1992), Sungai Masa
Lalu (Fordias Banjarmasin, 1999), dan La Ventre de Kandangan (2004). Noveletnya
berjudul Dan Kapalpun Bertolak dimuat di Majalah Kartini Jakarta. Cerpen AF
berjudul Bau Harum Matan Surga
dianalisis oleh Norol Hayati (2000) dalam skripsinya berjudul Unsur Religi dalam Cerpen Bau Harum Matan
Surga Karya Ahmad fahrawi (Banjarmasin : STKIP PGRI). Tahun 1986, AF
menerima hadiah seni bidang sastra dari Gubernur Kalsel (Mistar
Tjokrokoesoemo). Tanggal 15 Juni 1990, AF meninggal dunia di Martapura dan
dimakamkan di Pemakaman Umum Tanjung Rema Darat Martapura. Biografi
kesastrawannya ikut dimuat dalam Leksikon Susastra Indonesia (Korrie Layun
Rampan, 2000), Buku Pintar Sastra Indonesia (Pamusuk Eneste, 2001), Sketsa
Sastrawan Kalimantan Selatan (Jarkasi dan Tajuddin Noor Ganie, Balai Bahasa
Banjarmasin, 2001), Ensiklopedi Sastra Indonesia (Hasanuddin WS dkk, 2007), dan
Ensiklopedia Sastra Kalimantan Selatan (Balai Bahasa Banjarmasin, 2008).
AHMAD FAHRIZA HALIS, sastrawan, lahir di Banjarmasin, Kalsel,
28 April 1988. Tinggal di Banjarmasin. Mulai menulis cerpen sejak tahun
2000-an. Cerpennya ikut dimuat dalam antologi cerpen bersama Bantu Saya Menikmati Cinta (Banjarmasin,
2008).
AHMAD FAJERI ASTANI, sastrawan, tahun 1974 diketahui tinggal
di kota Banjarbaru, Kalsel. Bekerja sebagai PNS. Mulai menulis puisi sejak
tahun 1970-an. Antologi puisi bersama yang ikut memuat puisi-puisinya antara
lain Banjarbaru Kotaku (Banjarbaru, 1974).
AHMAD FITRIADI F, sastrawan, lahir di Kotabaru, Kalsel, 1974.
Sarjana S.1 Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat dan S.2 Magister Hukum
Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Bekerja sebagai PNSD di Bagian Hukum dan
Perundang-undangan di Kantor Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Kotabaru.
Mulai menulis puisi sejak tahun 2000-an. Antologi puisi bersama yang ikut
memuat puisi-puisinya antara lain Jembatan
(Adicita Karya Nusa, Yogyakarta, 2000), Reportase
(Kotabaru, 2004), Stasiun Waktu
Kilometer 55 (Kotabaru, 2005), Seribu Sungai Paris Barantai (Kotabaru,
2006), Kota Kita (Kotabaru, 2007), Tarian Cahaya Bumi Sanggam (Paringin,
2008), dan Do’a Pelangi di Tahun Emas
(Marabahan, 2009).
AHMAD GAFURY, Drs. H. Bupati Hulu Sungai Selatan masa
bakti 1983-1988.
AHMAD HASAN, H, Anggota DPRD Kalsel masa bakti 1971-.
Fraksi Karya Pembangunan (FKP). Lahir di Tangga Ulin, Hulu Sungai Utara,
Kalsel, 10 Juni 1913. (Buku Kenang-kenangan DPRD Kalsel Hasil Pemilu 1971).
AHMAD KURDI TURSANI , Anggota DPRD Kalsel masa bakti
1982-1987
AHMAD KURDI YUSNIE, H, Anggota DPRD Kalsel masa bakti
1982-1987. Fraksi Persatuan Pembangunan. Lahir di Telaga Silaba, Hulu Sungai
Utara, Kalsel, 27 September 1931.
AHMAD SAMIDRI, sastrawan, lahir di Amuntai, Hulu Sungai
Utara, Kalsel, 1928. Tahun 1942 diketahui tinggal di Amuntai. Mulai menulis
sejak tahun 1942-1945. Publikasi puisinya antara lain di Majalah panji Pustaka
Jakarta (Nomor 14/Pebruari/1940, hal 26).
AHMAD SUBLI, sastrawan, lahir di Banjarmasin, Kalsel, 1938.
Mulai menulis puisi sejak tahun 1950-an..
AHMAD SURKATI AR, sastrawan, tinggal menetap di Tanjung,
Kasel. Mulai menulis puisi dan cerpen sejak tahun 1980-an. Publikasi puisi dan
cerpennya antara lain di SKH Banjarmasin Post dan SKH Dinamika Berita. Antologi
puisi bersama yang ikut memuat puisi-puisinya antara lain Tarian Cahaya Bumi Sanggam (Bunga Ramapai Puisi Aruh Sastra
Kalimantan Selatan 2008).
AHMAD SYAM’ANI, sastrawan, lahir di Banjarmasin, Kalsel, 14
Pebruari 1958. Sarjana S.1 FISIP Unlam Banjarmasin. Ketika sekolah dan kuliah
tinggal di Banjarmasin. Setelah bekerja tinggal di Bandung. Bekerja sebagai
karyawan Bank Central Asia di Bandung. Mulai menulis puisi sejak tahun 1980-an.
Publikasi puisinya di RRI Banjarmasin, SKH Banjarmasin Post, SKH Dinamika
Berita Banjarmasin, Buletin Forum Sastra Kota Subang (2004), dan Buletin Rumah
Sastra Bandung (2005-2006). Puisinya iku dimuat dalam antologi puisi bersama Dahaga-B.Post 1982 (Tajuddin Noor Ganie,
Banjarmasin, 1982), Antologi Puisi
Penyair Nusantara : 142 Penyair Menuju Bulan (Banjarbaru, 2006) Ije Jela Bersastra di Tahun Emas (Antologi
Puisi Penyair Barito Kuala) (Marabahan,
2009), dan Do’a Pelangi di Tahun Emas (Marabahan,
2009).
AHMAD SYAMSURI BARAK, sastrawan, Sering dipanggil dengan nama
singkatnya Uwi. Lulusan SPMA Banjarbaru, Kalsel. Tinggal di kota Banjarbaru.
Bekerja sebagai pengusaha, pemilik Utama Group Banjarbaru yang bergerak di
bidang jasa konsultasi, kontraktor, entertainmen, dan fotocopy. Selain itu, ASB
adalah Ketua GP Ansor Kalsel dan Garda Bangsa Kalsel. Tinggal di Banjarbaru.
Mulai menulis puisi sejak tahun 1990-an. Puisinya ikut dimuat dalam antologi
puisi bersama Dimensi (Banjarbaru,
2005), dan Taman Banjarbaru
(Banjarbaru, 2006).
AHMAD SYARMIDIN, sastrawan, lahir di Hulu Sungai Selatan, 9
Agustus 1952. Sarjana S.1 FISIP Administrasi Negara Universitas Terbuka UPBJJ
Banjarmasin, dan Sarjana S.2 Magister Administrasi Publik FISIP Universitas
Lambung Mangkurat di Banjarmasin (wisuda, 2005). Bekerja sebagai PNS, mula-mula
sebagai guru SMP Negeri I Kandangan, kemudian bekerja di Kantor Pemerintah
Kabupaten Hulu Sungai Selatan di Kandangan hingga memasuki masa purnabakti sejak
bulan November 2009. Mulai menulis puisi sejak tahun 1970-an. Antologi puisi
bersama yang ikut memuat puisi-puisinya antara lain La Ventre de Kandangan (Kandangan, 2004), Tarian Cahaya di Bumi Sanggam (Bunga Rampai Puisi Aruh Sastra
Kalimantan Selatan, 2008), dan Do’a
Pelangi di Tahun Emas (Marabahan, 2009).
AHMAD TAHER SIRADJUDDIN, Laksamana Pertama, Anggota
TNI AL.
AHMAD YACHIM, sastrawan, tahun 1950 diketahui tinggal di kota
Banjarmasin, Kalsel. Mulai menulis puisi sejak tahun 1950-an. Publikasi puisinya
antara lain di RRI Banjarmasin dan Majalah Pahatan Banjarmasin.
AHMAD ZAINI ISMAIL, H, Anggota DPRD Kalsel masa bakti
1982-1987. Fraksi Persatuan Pembangunan. Lahir di Banjarmasin, Kalsel, 1925.
Pendidikan SLTP.
AHMAD ZAKARIA, sastrawan, lahir di Banjarmasin, Kalsel, 1928.
Bekerja sebagai wartawan di Majalah Bulanan Suara BIC Banjarmasin, dan Majalah
Perintis Banjarmasin. Mulai menulis puisi sejak tahun 1942-1945. Sering
mempergunakan nama pena Ahzar. Publikasi puisinya antara lain di Majalah Bulanan
Suara BIC Banjarmasin, dan Majalah Perintis Banjarmasin.
AIDAN SINAGA. Walikota Banjarmasin masa bakti
1950-1958.
AIR MAS, Haji, seorang penulis karya sastra bercorak
lama berbentuk syair. Pengarang Syair
Roko Amberi.
AJAMUDDIN TIFANI, sastrawan, lahir di Banjarmasin, Kalsel, 23
September 1951. Pernah mempergunakan nama pena Laila Fakhriani (LF). Mulai
menulis puisi, cerpen, esei sastra, dan naskah drama sejak tahun 1970-an.
Publikasi karya sastranya antara lain di Majalah Bandarmasih Banjarmasin, SKH Media
Masyarakat Banjarmasin, SKH Banjarmasin Post Banjarmasin, SKH Dinamika Berita
Banjarmasin, SKH Barito Post Banjarmasin, Majalah Mimbar Jakarta, Majalah Panji
Masyarakat Jakarta, Majalah Topik Jakarta, Majalah Tiara Jakarta, Majalah
Horison Jakarta, Majalah Amanah Jakarta, Majalah Ulumul Qur’an Jakarta, SKH
Berita Buana Jakarta, dan SKH Pelita Jakarta. Antologi puisinya yang sudah
diterbitkan antara lain Tanah Perjanjian (Hasta Mitra Jakarta, 2005). Antologi
puisi bersama yang ikut memuat puisi-puisinya antara lain Air Bah (Banjarmasin,
1970), Jabat Hari (Banjarmasin, 1971), Busur Waktu (Banjarmasin, 1974),
Panorama (Banjarmasin, 1974), Jembatan 1 (Banjarmasin, 1975), Jembatan 2
(Banjarmasin, 1975), Lalan (Banjarmasin, 1975), Antologi Puisi ASEAN (Denpasar,
19830, Kilau Jambrut Khatulistiwa (Yogyakarta, 1984), Dengarlah Bicara Kami
(Banjarmasin, 1984), Kelahiran Sang Cahaya (Banjarmasin, 1985), Puisi
Indonesia’87 (DKJ TIM Jakarta, 1987), Banjarmasin dalam Puisi (Banjarmasin,
1987), Festival Puisi XIII (Surabaya, 1992), Festival Puisi Kalimantan
(Tajuddin Noor Ganie, Banjarmasin, 1992), Bosnia dan Flores (Banjarmasin,
1993), Sahayun (Padang, 1995), Jendela Tanah Air (Banjarmasin, 1995), Mimbar
Penyair Abad 21 (Jakarta, 1996), Puisi Indonesia 1997 (DKJ TIM Jakarta, 1997),
dan Wasi (Banjarmasin, 1999). Cerpennya ikut dimuat dalam Antologi Cerpen
Indonesia Modern Jilid IV (Satyagraha Hoerip, Jakarta, 1986). Puisi-puisi AT
dianalisis oleh Jamaluddin (1999) dalam skripsinya berjudul Sajak sajak Ajamuddin Tifani dalam Sentuhan
Sufistik (Hermeneutika Kerohanian sebagai Titik Tolak Pengkajian
(Banjarmasin : STKIP PGRI). Tahun 1982, AT menerima hadiah seni biang sastra
dari Gubernur Kalsel (Mistar Tjokrokoesoemo). Tanggal 6 Mei 1002, AT meninggal
dunia di RSUD Ulin Banjarmasin, dan dimakamkan di Pemakaman Umum Karang Paci,
Jalan Utama Ahmad Yani Kilometer 21, Landasan Ulin, Banjarbaru. Biografi
kesastrawannya ikut dimuat dalam Leksikon Susastra Indonesia (Korrie Layun
Rampan, 2000), Buku Pintar Sastra Indonesia (Pamusuk Eneste, 2001), Sketsa
Sastrawan Kalimantan Selatan (Jarkasi dan Tajuddin Noor Ganie, Balai Bahasa
Banjarmasin, 2001), Ensiklopedi Sastra Indonesia (Hasanuddin WS dkk, 2007), dan
Ensiklopedia Sastra Kalimantan Selatan (Balai Bahasa Banjarmasin, 2008).
AKHMAD HUSAINI, sastrawan, lahir di Angkinang, Hulu Sungai
Selatan, Kalsel, 18 November 1979. Mulai
menulis puisi, cerpen, dan esei sastra sejak tahun 2000-an. Publikasi karya
sastranya antara lain di RRI Banjarmasin, Radio BBC London, Radio ABC Australia
di Melbourne, SKH Banjarmasin Post, dan
SKH Radar Banjarmasin. Antologi puisi bersama yang ikut memuat puisinya antara
lain Doa Pelangi di Tahun Emas
(Marabahan, 2009). Forum sastra yang pernah diikutinya antara lain Aruh Sastra I di Kandangan (2004), Aruh Sastra
IV di Amuntai (2007), dan Aruh Sastra V di Paringin (2008)
AKHMAD MAKKIE, BA, H. Bupati Tapin masa bakti
1983-1988, dan 1988-1993.
AKHMAD
TAJUDDIN BACCO, lahir di Desa Hayup, Kecamatan Haruai, Kabupaten Tabalong,
Kalsel, 13 Agustus 1958. ATC sempat kuliah di Jurusan Biologi Fakultas Keguruan
Universitas Lambung Mangkurat di Banjarmasin (1980). Tapi, tidak lama berselang
ia pindah kuliah ke APDN Banjarbaru (1980-1984). Sarjana S.1 dan S.2 FISIPOL
Universitas Gadjahmada Yogyakarta. Sejak tahun 1984, bekerja sebagai PNS di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong. Mulai menulis puisi, cerpen, dan esei
sastra sejak tahun 1980-an. Publikasi karya sastranya antara lain di RRI
Banjarmasin, Majalah Warta Pertamina
Jakarta, SKH Banjarmasin Post, dan
Tabloid Wanyi Banjarmasin. Antologi puisinya Silir Pulau Dewata (2003). Puisi-puisinya ikut dimuat dalam
sejumlah antologi bersama antara lain Duri
Duri Tataba (Tanjung, 1993), Semata
Wayang Semata Sayang (Tanjung, 1994), Potret
Diri (Tanjung, 1995), Ronce Bunga Bunga
Mekar (Tanjung, 2007), Tarian Cahaya
Bumi Sanggam (Paringin, 2008), Do’a
Pelangi di Tahun Emas (Marabahan, 2009), dan Seloka Bisu Batu Benawa (Barabai, 2011). Selain itu, puisi, cerpen,
dan cerita rakyat karangannya ikut dimuat dalam antologi bersama Nawu Raha (Tanjung, 2002), Jembatan (Tanjung, 2002), Raja Anum (antologi cerita rakyat,
Tanjung, 2006), Ketika kuliah di Yogyakarta, ATB sempat dikirim oleh Yayasan
Seni Kelola Solo mengikuti TOT se-Indonesia, ketika itu ia berhasil meraih
prestasi sebagai salah seorang dari sepuluh lulusan terbaik. Berkaitan dengan
prestasinya itu, ia kemudian dikirim lagi untuk mengikuti TOT seni budaya dan
konsultan seni pertunjukan di Bukit Tinggi, Sumbar. Setelah itu, ia mendapat
kepercayaan sebagai pengajar di berbagai loka karya budaya di Padang dan
Cirebon. Tahun 2007, ATB menerima Hadiah Seni Bidang Sastra dari Gubernur
Kalsel (Drs. H. Rudy Ariffin MM).
AKHMADSYAH, H. Bupati Hulu Sungai Tengah masa bakti
(1989-1994)
ALAN SYAHRIR. Bupati Tanah Laut masa bakti 1967-1972.
ALEXANDER LEME TENGKEDATU, sastrawan, lahir di Banjarmasin,
Kalsel, 1961. Sarjana S.1 Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat di
Banjarbaru. Mulai menulis puisi sejak tahun 1980-an. Antologi puisi bersama
yang ikut memuat puisi-puisinya Tenunan Hari Esok (Banjarmasin, 1983).
ALFI SAMADHI, sastrawan, tinggal di Amuntai, Kalsel. Mulai
menulis puisi sejak tahun 1970-an. Puisinya ikut dimuat dalam Antologi Puisi Sepuluh Penyair Hulu Sungai
Utara (Amuntai, 1973).
ALFIAN NOOR, sastrawan, lahir di Amuntai, Kalsel, 13 Juni
1943. Bekerja sebagai PNS (pensiun, 1999). Mulai menulis puisi dan cerpen sejak
tahun 1960-an. Publikasi puisinya antara lain di Majalah Pembina Jakarta, dan publikasi cerpennnya antara lain di Majalah Minggu Pagi Yogyakarta. Puisinya ikut
dimuat dalam antologi puisi bersama Mahligai
Junjung Buih (Amuntai, 2007).
ALFISAH ARSYAD, Hj, qariah asal daerah Kalsel. Sejak
tahun 1974, memulai debutnya sebagai pembaca Al Qur’an di ajang MTQN. Tahun
1974 itu pula, ia meraih prestasi sebagai pembaca Al Qur’an terbaik 2 dalam
ajang MTQN VII di Surabaya. Masih di tahun 1974, ia meraih prestasi sebagai
pembaca Al Qur’an terbaik 3 dalam ajang MTQI di Kuala Lumpur, Malaysia Selanjutnya meraih prestasi sebagai pembaca
Al Qur’an terbaik 1 tingkat nasional dalam MTQN X di Manado, Sulut, 1977.
Dilahirkan di Banjarmasin, 17 Agustus 1954. Lulusan PGA NU di Pagatan.
ALI ASMAN, sastrawan, tinggal di Kotabaru, Kalsel. Mulai
menulis puisi sejak tahun 1980-an.
ALI HAMDI BUDHIGAWIS, H, Bupati Hulu Sungai Tengah (dilantik,
01 Mei 1960). Wakil Ketua Komisi A DPRD Kalsel masa bakti 1982-1987. Fraksi
Karya Pembangunan. Lahir di Ilung, Hulu Sungai Tengah, Kalsel, 28 April 1927.
Pendidikan SLTP.
ALI HASMY MS MA, Prof. Dr. Ir. Rektor Unversitas
Palangka Raya (Unpar). Dilantik 06 Juni 1994.
ALI SYAMSUDDIN ARSI, sastrawan, lahir di Barabai, Kalsel, 5
Juni 1964. Namun, tempat dan tanggal lahirnya yang benar menurut ASA adalah di
Tubau, Kecamatan Labuhan Amas Selatan, Hulu Sungai Tengah, 23 Desember 1963.
ASA sendiri cuma nama pena sebagai sastrawan saja, nama resmi yang
dipergunakannya di dalam surat-surat penting miliknya adalah Syamsuddin. Ketika
tinggal di Yogyakarta (1981-1984), ASA bahkan pernah mempergunakan nama pena
Jack Udon (JU). Lulusan SD Pancasila Murung Pudak (lulus, 1977), SMP Patra
Dharma Tanjung (lulus, 1980), SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta (lulus, 1984),
Diploma 3 Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia di P3TK Universitas Lambung
Mangkurat di Banjarmasin (wisuda, 1987), dan Sarjana S.1 Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Universitas Terbuka UPBJJ Banjarmasin (wisuda, 2001). Bekerja
sebagai PNS, sejak tahun 1988 menjadi guru SMPN Sebamban, Tanah Bumbu. Tahun
2001, ASA pindah bekerja sebagai guru di SMPN XIII Banjarbaru. Mulai menulis
puisi, cerpen, dan esei sastra sejak tahun 1980-an. Publikasi puisinya di RRI
Banjarmasin, SKH Banjarmasin Post, SKH Dinamika Berita Banjarmasin, SKH Radar
Banjarmasin, Tabloid Wanyi Banjarmasin, SKH Surya Surabaya, SKH Masa Kini
Yogyakarta, Majalah Kuntum Yogyakarta, Jurnal Cerpen Borneo Banjarmasin,
Majalah Kerabat Banjarmasin, Tabloid Jendela Serawak (Malaysia), dan Majalah
Bahana Bandar Seri Begawan (Brunei Darussalam). Antologi puisinya antara lain
Asa (Banjarmasin, 1986), Seribu Ranting Satu Daun (Banjarmasin, 1987), Tafsir Rindu
(Banjarmasin, 1992), Anak Bawang (Banjarbaru, 2004), Bayang Bayang Hilang
(Banjarbaru, 2004), Pesan Luka Indonesiaku (Banjarbaru, 2005), dan Bukit Bukit
Retak (Banjarbaru, 2006). Antologi puisi bersama yang ikut memuat puisi-pusinya
antara lain Banjarmasin (Banjarmasin,
1986), Bias Puisi dalam Al Qur’an (Banjarmasin,
1987), Banjarmasin dalam Puisi
(Banjarmasin, 1987), Tamu Malam
(Banjarmasin, 1992), Festival Puisi
Kalimantan (Tajuddin Noor Ganie, Banjarmasin, 1992), Jendela Tanah Air (Banjarmasin, 1995), Kesaksian (Banjarmasin, 1998), Wasi
(Banjarmasin, 1999), Bahana
(Banjarbaru, 2001), Narasi Matahari (Banjarbaru,
2002), Reportase (Banjarbaru, 2004), Air Mata Malam Malam (Banjarbaru, 2004),
Mendulang Cahaya Bulan (Banjarbaru,
2005), Dimensi (Banjarbaru, 2005), Ragam Jejak Sunyi Tsunami (Medan, 2005),
Menadah Turunan Hujan (Banjarbaru,
2006), Antologi Puisi Penyair Nusantara :
142 Penyair Menuju Bulan (Banjarbaru, 2006), Taman Banjarbaru (Banjarbaru, 2006), Membilas Miang Kabut (Banjarbaru, 2006), Seribu Sungai Paris Barantai (Kotabaru, 2006), Ronce
Bunga Bunga Mekar (2007), Kenduri
Puisi, Buah Hati untuk Diah Hadaning (2008), Tanah Pilih (2008), Tarian
Cahaya Bumi Sanggam (Bunga Rampai Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan
2008), Bertahan di Bukit Akhir (Barabai,
2008). Tahun 1987, puisinya berjudul Seribu
Ranting Satu Daun pernah dimuat secara bersambung setiap hari di rubrik
Dahaga-B.Post. Forum sastra yang pernah diikutinya Festival Puisi Kalimantan
(Banjarmasin, 1992), dan Cakrawala Sastra Indonesia di TIM Jakarta (2005).
Tahun 1998-2000, ASA menjadi anggota bidang sastra di Dewan Kesenian Kotabaru.
Tahun 1999, ASA menerima hadiah seni bidang sastra dari Bupati Kotabaru (MBA
Bektam). Tahun 2000, ASA ikut mendirikan Forum Taman Hati Banjarbaru. Tahun 2001,
ASA menjadi Ketua Bidang Sastra di Dewan Kesenian Banjarbaru. Tahun 2005
menerima hadiah seni bidang sastra dari Gubernur Kalsel (Drs. H. Rudy Ariffin
MM). Biografi kesastrawannya ikut dimuat dalam Ensiklopedia Sastra Kalimantan
Selatan (Balai Bahasa Banjarmasin, 2008).
ALI, Haji Gusti, seorang penulis karya sastra bercorak
lama berbentuk syair. Pengarang Syair
Ganda Kasuma dan Syair Brahma Syahdan
ALIANSYAH JUMBAWUYA, sastrawan, lahir di Desa Jumba, Amuntai,
Kalsel, 3 Juni 1973. Nama aslinya Aliansyah. Sarjana S.1 Fakultas Hukum
Universitas Lambung Mangkurat di Banjarmasin. Bekerja sebagai wartawan Tabloid
Serambi Ummah Banjarmasin. Tinggal di Banjarbaru. Mulai menulis puisi, cerpen,
dan esei sastra sejak tahun 1990-an.
Publikasi karya sastranya antara lain di SKH Banjarmasin Post,SKH Dinamika
Berita Banjarmasin, dan Tabloid Serambi Ummah Banjarmasin.
ALIANSYAH LUDJI, sastrawan, lahir di Alabio, Hulu Sungai
Utara, Kalsel, 1927. Tahun 1942-1945, bekerja sebagai wartawan di SK Borneo
Shimbun Banjarmasin. Tahun 1945-1949, bekerja sebagai wartawan di SK Terompet
Rakyat Amuntai. Tahun 1945-1949, ikut ambil bagian dalam perjuangan politik
bersenjata melawan pemerintah kolonial Belanda yang ingin berkuasa kembali di
daerah Kalsel. Akibatnya, ia sering berurusan dengan aparat keamanan pemerintah
kolonial Belanda. Bahkan, berulang kali masuk penjara. Ia pernah mendekam di
penjara Amuntai, Buntok, Kandangan, Marabahan, dan Tanjung, Selepas penyerahan
kedaulatan rakyat, ia memperoleh pengakuan resmi dari pemerintah sebagai
anggota veteran golongan B. Tahun 1950, bekerja sebagai wartawan SK Pengharapan
Banjarmasin. Tahun 1954, bekerja sebagai wartawan di Majalah Getaran Masyarakat
Banjarmasin. Tahun 1963-1965, menjadi Ketua PWI Kalsel di Banjarmasin. Tahun
1965-1971, menjadi anggota DPRD Kalsel di Banjarmasin (wakli dari kalangan
wartawan). Mulai menulis puisi, cerpen, dan roman sejak tahun 1942-1945.
Publikasi puisi dan cerpennya antara lain di Majalah Mimbar Indonesia, Majalah
Gelanggang, Majalah Senang (semuanya terbit di Jakarta), SKH Banjarmasin Post,
SKH Dinamika Berita Banjarmasin, dan di semua koran/majalah tempatnya bekerja
sebagai wartawan. Roman karangannya yang sudah diterbitkan antara lain Memperebutkan Mawar di Candi Agung
(Penerbit Getaran Masyarakat, Banjarmasin, 1954), Manusia Jalang (Bandung, 1957), dan Intan Berlumur Darah (Penerbit Firma Widya, Bandung, 1956). Tanggal
27 September 1988, AL meninggal dunia dan dimakamkan di Banjarmasin.
ALIANSYAH NOOR, H, Anggota DPRD Kalsel masa bakti
1982-1987. Fraksi Persatuan Pembangunan. Lahir di Banjarmasin, 17 Agustus 1938.
Pendidikan SLTP.
ALIHAMDI BUDHIGAWIS, H. Bupati Hulu Sungai Tengah masa
bakti 1959-1963. Bupati Banjar masa bakti 1965-1972. Anggota DPRD Kalsel masa
bakti 1982-1987
ALIMAN SYAHRANI, sastrawan, lahir di Kampung Datar Belimbing,
kaki gunung Kantawan, Hulu Sungai Selatan, Kalsel, 30 Desember 1976. Lulusan
Madrasyah Darul Ulum Kandangan. Bekerja sebagai instruktur komputer di Duta
Setia Computer Kandangan. Mulai menulis puisi sejak tahun 1990-an. Publikasi
karya sastranya antara lain di SKH Banjarmasin Post, SKH Radar Banjarmasin,
Tabloid Banua Kita Banjarmasin, SKH Barito Post Banjarmasin, SKH Borneo Post
Banjarmasin, SKH Dinamika Berita Banjarmasin, SKH Metro Banjar Banjarmasin,
Tabloid Serambi Ummah Banjarmasin Tabloid Wanyi Banjarmasin, Tabloid Gerbang
Kandangan, Album Cerpen Anggi Surabaya, dan Tabloid Jendela Serawak. Antologi
puisi pribadinya antara lain Nyanyian Sepi, Silhuet Senja, Sajak Lampu, dan
Stanza. Antologi puisi bersama yang ikut memuat puisi-puisinya antara lain La
Ventre de Kandangan (Kandangan, 2004),
Seribu Sungai Paris Barantai (Kotabaru, 2006), dan Tarian Cahaya Bumi Sanggam (Bunga Rampai Puisi Aruh Sastra
Kalimantan Selatan 2008), dan Doa Pelangi
di Tahun Emas (Marabahan, 2009). Novelnya yang sudah terbit adalah Palas
(Banjarmasin, 2004). Forum sastra yang pernah diikutinya antara lain Dialog
Borneo VII (Banjarmasin, 2003), dan Aruh Sastra Kalsel I (Kandangan, 2004).
Analisis atas novel AS berjudul Palas dilakukan oleh Nor Laila (2006)
dalam skripsinya berjudul Nilai Budaya
Dayak Meratus dalam Novel Palas Karya Aliman Syahrani (Banjarmasin : STKIP
PGRI), Tahun 2003, AS menerima hadiah seni bidang sastra dari Gubernur Kalsel.
ALIN M. SOLICHIN, sastrawan, lahir di Marabahan, Kalsel, 3
Januari 1974. Sarjana S.1 FKIP Unlam Banjarmasin. Mulai menulis puisi sejak
tahun 1990-an. Publikasi puisinya antara lain di SKH Banjarmasin Post dan SKH
Dinamika Berita Banjarmasin. Antologi puisi bersama yang ikut memuat
puisi-puisinya antara lain Jendela Tanah Air (Banjarmasin, 1995).
ALIPIR BUDIMAN, sastrawan, lahir di Mangkahui, Muara Teweh,
Kalteng, 12 Juni 1972. Sarjana S.1 Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lambung
Mangkurat di Banjarmasin. Bekerja sebagai PNS, guru matematika di salah satu madrasah
di Gambut. Mulai menulis puisi, cerpen, novel, dan esei sastra sejak tahun
1990-an. Publikasi karya sastranya antara lain di SKH Banjarmasin Post, dan SKH
Dinamika Berita Banjarmasin, Novelnya berjudul Sebait Puisi Rio dimuat secara
bersambung di SKH Dinamika Berita Banjarmasin (1 September 1991 s/d 5 Januari
1992).
ALIYAH MAHARANI, Hj, Anggota DPRD Kalsel masa bakti
1971-. Fraksi Persatuan Pembangunan. Lahir di Amuntai, Hulu Sungai Utara,
Kalsel, 1928. (Buku Kenang-kenangan DPRD Kalsel Hasil Pemilu 1971).
ALWI ABDUL LATIF, Anggota DPRD Kalsel masa bakti
1982-1987
Alwi. Bupati Tapin masa bakti 1978-1983.
Alwie Abdul Latief, H, Anggota DPRD Kalsel masa bakti
1982-1987. Fraksi Karya Pembangunan. Lahir di Gorontalo, 1 Juli 1932.
AM IDEHAMSYAH, sastrawan, lahir di Paringin, Balangan,
Kalsel, 2 Mei 1930. Nama lengkapnya Anang Muhammad Idehamsyah (AMI). Lulusan
Volk School Paringin, Holland Inlandische School Balikpapan, Schakel School
Amuntai, Sekolah Rakyat Paringin, Kogiyojisamoko (Sekolah Teknik di zaman
Jepang), dan Pendidikan Pegawai Staf Departemen Penerangan Atas (PPSDA)
Banjarbaru. Pada zaman kolonial Jepang (1945-1945), AMI tinggal di Banjarmasin.
Ketika itu ia menjadi anggota Seinendan, kemudian Bo Ei Tei Sentai. Suatu
ketika AMI dan kawan-kawannya sesama anggota Bo Ei Tei Sentai dikerahkan oleh
orang Jepang yang menjadi pelatihnya membuka lahan perkebunan ubi kayu di
Maluka, Gunung Kupang, Selanjutnya ke
Mandiangin untuk membuat terowongan sebagai tempat pertahanan bawah tanah bagi
bala tentara Dai Nippon yang sedang menghadapi ancaman Perang Asia Timur Raya
melawan tentara Sekutu. Pada kesempatan itu AMI menunjukkan prestasi yang
sangat dipujikan oleh para pelatihnya. AMI diberi piagam penghargaan yang
ditulis dalam bahasa Jepang dengan huruf kanji. Selain itu, AMI juga diberi
hadiah berupa 4 biji sabun cuci dan sepotong kain celana warna merah (keduanya
merupakan barang langka ketika itu). Pada tgl 10 Oktober 1945, kain celana
warna merah, yang belum sempat dipotong, dibuat bendera merah putih oleh
kakaknya Anang Abdul Muin. Kain putihnya sendiri berasal dari kain pemberian H.
Abdul Syukur. Akibatnya fatal, gara-gara bendera merah putih itu, kakaknya
Anang Abdul Muin ditangkap oleh Polisi NICA Banjarmasin dengan tuduhan
melanggar larangan mengibarkan bendera merah putih. Selanjutnya, pada masa
revolusi fisik 1945-1949, AMI ikut menjadi anggota gerakan bawah tanah yang
menentang kembalinya pemerintah kolonial Belanda (NICA) sebagai penguasa di
daerah Kalsel. Tugas AMI ketika itu adalah mengumpulkan informasi intelijen
menyangkut gerak-gerik pasukan NICA Belanda di kota Banjarmasin, untuk
kemudian dipasok kepada pimpinan
perjuangan yang sedang mengatur siasat perang di luar kota Banjarmasin. Selain
memasok informasi intelijen, AMI juga bertugas memasok segala keperluan bagi
para pejuang. Tugas itu dijalaninya sebagai anggota gerakan bawah tanah yang
terkenal militan ketika itu, yakni Tengkorak Putih. Selepas penyerahan
kedaulatan rakyat, situasi keamanan di Kalsel mulai terkendali di bawah pemerintahan
bangsa sendiri. Sejak 1 November 1950, AMI mulai bekerja sebagai PNS di
Departemen Penerangan Hulu Sungai Utara di Amuntai. Sejak itu AMI tinggal di
dua kota Amuntai dan Balangan (kedua kota ini letaknya saling berdekatan).
Berkenaan dengan statusnya sebagai PNS inilah AMI mendapat kesempatan
melanjutkan pendidikannya ke lembaga pendidikan yang dibuka khusus untuk
mendidikan para pegawai di Departemen Penerangan, yakni PPSDA Banjarbaru
(Pendidikan Pegawai Staf Departemen Penerangan Tingkat Atas). Pengabdiannya
sebagai PNS terus berlanjut hingga AMI memasuki masa pensiun pada tanggal 1
April 1986. Mulai menulis puisi, cerpen, dan esei sastra sejak tahun 1950-an.
Publikasi karya sastranya tersebar di sejumlah koran terbitan Banjarmasin,
antara lain SKH Indonesia Berjuang, SKM Media Masyarakat (1971-1995), SKH
Banjarmasin Post (1971-1995), dan SKH Dinamika Berita (1986-1995). Selain itu,
AMI juga mempublikasikan karya sastranya di berbagai koran/majalah terbitan
luar daerah, antara lain di Majalah Joyoboyo Surabaya, Majalah Pesat, Majalah
Mimbar Indonesia, Majalah Suara Masjid, dan Majalah Garuda (semuanya terbit di
Jakarta).
AMANSYAH NOOR, sastrawan, lahir di Negara, Hulu Sungai
Selatan, Kalsel, 15 April 1944. Lulusan PBSI PGSLP Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin. Bekerja sebagai PNS, Guru SMP Negeri Negara. Anggota DPRD Hulu
Sungai Selatan (1971-1976), Guru SMPN V Kandangan (1985-1995), Penilik Binmud
Kecamatan Angkinang (1985-1995), Kepala Kantor Depdikbud Kecamatan Angkinang
(1995-1997), dan Anggota DPRD Hulu Sungai Selatan (1995-1997). Mulai menulis
puisi sejak tahun 1970-an. Publikasi puisinya antara lain di RRI Banjarmasin,
SKH Banjarmasin Post, dan Majalah Panji Masyarakat Jakarta. Antologi puisi
bersama yang ikut memuat puisi-puisinya antara lain La Ventre de Kandangan
(Kandanga, 2004).
AMINUDDIN B. FUAD, sastrawan, lahir di Pelaihari, Kalsel,
1953. Tinggal di Pelaihari. Mulai menulis puisi sejak tahun 1970-an. Publikasi
puisinya antara lain di RRI Banjarmasin dan SKH Banjarmasin Post. Antologi puisi
bersama yang ikut memuat puisinya antara lain Bingkisan (Pelaihari, 1980).
AMINULLAH, Pangeran, Wajir Kerajaan Banjar pada masa
pemerintahan Sultan Adam Alwasyikbillah (1860)
AMIR HASSAN ARYA, sastrawan, tinggal di Amuntai, Kalsel.
Mulai menulis puisi sejak tahun 1970-an. Puisinya ikut dimuat dalam Antologi Puisi Sepuluh Penyair Hulu Sungai
Utara (Amuntai, 1973).
AMIR HASSAN BONDAN, budayawan, lahir di Marabahan, Barito
Kuala, Kalsel, 10 Februari 1882. Setelah menamatkan pendidikannya di Sekolah
Rakyat dan ELS Banjarmasin, AHB kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA
Jakarta, dan ke OSVIA Bandung. Pada tahun 1912, AHB kembali ke Banjarmasin dan
mendirikan organisasi politik Syarikat Islam bersama-sama dengan beberapa orang
tokoh muda Islam lainnya. Pada tahun 1930, mendirikan Majalah Malam Jum’at Banjarmasin. Melalui
majalah inilah AHB banyak mempublikasikan karya sastra hasil gubahannya,
meliputi pusi dan cerpen. Selain itu AHB juga banyak menulis tentang
masalah-masalah kebudayaan Banjar yang sebagian besar di antaranya dihimpun
dalam buku berjudul Suluh Sejarah
Kalimantan (1956). Hingga sekarang buku ini masih menjadi satu-satunya buku
rujukan yang paling refresentatif
menyangkut kebudayaan Banjar. AHB meninggal dunia di Banjarmasin pada tanggal 24
Mei 1967 dan dimakamkan di alkah keluarga di Sungai Lulut, Banjarmasin.
AMIR HUSAINI ZAMZAM, sastrawan, lahir di Amuntai, Kalsel, 10
November 1938. Sarjana Muda Jurusan Akutansi Akademi Administrasi Niaga Negeri
Banjarmasin Filial Amuntai (1969-1970). Tinggal di Amuntai. Bekerja sebagai PNS
di lingkungan Pemkab HSU. Menjelang pensiun AHZ tinggal di Banjarmasin karena
dimutasi kerja ke Kantor BP7 Kalsel Banjarmasin. Tahun 1994, AHZ pensiun, dan
kembali tinggal di Amuntai. Mulai menulis puisi dan esei sastra sejak tahun
1960-an. Publikasi karya sastranya antara lain di Majalah Merdeka Jakarta,
Majalah Pembina Jakarta, Buletin Sastra Dermaga Palangka Raya, SKH Manikam
Banjarmasin, SKH Upaya Banjarmasin, SKM Media Masyarakat Banjarmasin, SKH
Dinamika Berita Banjarmasin, dan SKH Banjarmasin Post Banjarmasin. Antologi
puisi pribadinya antara lain 2x2=5?
(Amuntai, 2003), Do’a Terakhir Ayahku
(Amuntai, 2004), dan Pintu Ka’bah
(Amuntai, 2005). Antologi puisi bersama yang ikut memuat puisi-puisinya antara
lain Antologi Puisi Sepuluh Penyair Hulu
Sungai Utara (1974), Seribu Sungai
Paris Barantai (2006), Mahligai
Junjung Buih (2007), dan Nyanyian
Akar Rumput Pengakuan Ikhlas Pulang Ziarah (Marabahan, 2009). Tahun 2004,
AHZ menerima Hadiah Seni Bidang Sastra dari Gubernur Kalsel (Drs. H. Rudi
Arifin).
AMRIN SYAROFI ,Brigjen Drs, Kapolda Kalselteng
(1990-1991)
AMRUL LIZA, sastrawan, lahir di Pelaihari, Kalsel, 1954.
Tinggal di Pelaihari. Mulai menulis puisi sejak tahun 1970-an. Publikasi
puisinya antara lain di RRI Banjarmasin dan SKH Banjarmasin Post. Antologi
puisi bersama yang ikut memuat puisinya antara lain Bingkisan (Pelaihari,
1980).
AMUK HANTARUKUNG, peristiwa perlawanan terhadap
pemerintah kolonial Belanda yang dilakukan oleh para pendukung Sultan Muhammad
Seman, anak Pangeran Antasari, Raja
Banjar yang sedang berjuang mengusir pemerintah kolonial Belanda dari wilayah
Kerajaan Banjar. Amuk Hantarukung terjadi pada tanggal 18 September 1899,
dilakukan oleh warga kampung Hantarukung, Kandangan, di bawah pimpinan Bukhari
dan Pangirak Yuya. Pada saat itu mereka berhasil membunuh Kontroleur Belanda
Domes Adspirant Wehonleschen. Pemerintah kolonial Belanda kemudian melakukan
operasi militer besar-besaran untuk membasmi gerakan perlawanan itu. Pada
tanggal 19 September 1889 militer Belanda berhasil membunuh Pangirak Yuya,
Bukhari, Landuk, dan Muhammad Amin. Tiga orang di antaranya, yakni Bukhari,
Landuk, dan Muhammad Amin dimakamkan bersama dalam satu liang lahat di kampung
Hantarukung, Kandangan. Kelak, makam ini dikenal sebagai Pakuburan Tumpang Talu
Hanturukung (pemakaman tumpang tiga di Hantarukung). Selain itu, militer
Belanda juga berhasil menangkap Sahintul, Fakih, Umim, Mayasin, H Sanudin,
Alas, Tanang, Tasih, dan Atma. Semuanya kemudian dihukum gantung dan dimakamkan
di Pakuburan Bawah Tandui (pemakaman bawah tandui), Hantarukung. Masih ada
pelaku lain yang ditangkap militer Belanda beberapa hari kemudian, yakni Usir,
Bain, Idis, Hala (semuanya tewas disiksa di dalam penjara dan kemudian
dimakamkan di Pakuburan Talaga Gajah), Suding, Bulat, Mat Asin, Yasin, Usir,
Unan, Suat, Lasar, Salimi, Santar, dan Atma (dikirim ke penjara Nusa
Kambangan).
ANA MAULIDA HIDAYAH, sastrawan, tinggal di Simpang Nungki,
Kecamatan Cirebon, Kabupaten Barito Kuala. Mahasiswa STKIP PGRI Banjarmasin.
Mulai menulis puisi sejak tahun 2000-an. Antologi puisi bersama yang ikut
memuat puisinya antara lain Ije Jela
Bersastra di Tahun Emas (Antologi Puisi Penyair Barito Kuala) (Marabahan, 2009).
ANANG ADENANSI, Anggota DPRD Kalsel masa bakti 1971-1976.
Fraksi Karya Pembangunan. Lahir di Amuntai, Hulu Sungai Utara, Kalsel, 1938.
(Buku Kenang-kenangan DPRD Kalsel Hasil Pemilu 1971). Anggota DPR masa bakti
19-19. Lahir di Amuntai, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, 13 Oktober
1938.
ANANG BACHRANSYAH BA, Anggota DPRD Kalsel masa bakti
1982-1987. Fraksi Karya Pembangunan. Lahir di Amuntai, Hulu Sungai Utara,
Kalsel, 12 September 1930.
ANANG HAIRIN NOOR, Ketua DPRD Kalsel masa bakti
2005-2009.
ANANG IMRAN. Wedana Tanah Laut masa bakti 1960-1964.
ANANG MOCHTAR SOFYAN, Drs. H. Bupati Banjar masa bakti
1982-1987
ANANG RAMLAN. Wedana
Tanah Laut masa bakti 1948-1950, Bupati Hulu Sungai Utara masa bakti 156-1958,
dan Bupati Hulu Tengah masa bakti 1968-1969
ANDI AMRULLAH, sastrawan, lahir di Pagatan, Tanah Bumbu,
Kalsel, 12 Juni 1941. Sarjana S.1 Fakultas Hukum dan Pengabdian Masyarakat
(FHPM) Universitas Brawijaya Malang (1969). Sejak tahun 1971 tinggal di
Banjarmasin dan bekerja sebagai dosen di Fakultas Hukum Universitas Lambung
Mangkurat di Banjarmasin. Tahun 1993 dikukuhkan sebagai Profesor. Selain itu,
AA juga pernah aktif sebagai wakil rakyat di DPRD Kalsel. Tahun 1982-1984
menjadi Sekretaris Fraksi Karya Pembangunan, dan tahun 1984-1987 menjadi Ketua
Komisi D Bidang Pembangunan. Mulai menulis puisi sejak tahun 1960-an. Ketika
itu AA masih kuliah di Malang. Tahun 1963, AA ikut menghadiri Konprensi
Karyawan Pengarang Indonesia (KKPI) di Jakarta sebagai wakil sastrawan Jatim,
Publikasi puisinya antara lain di SKH Banjarmasin Post (1971-1989), Majalah Bandarmasih
Banjarmasin, dan SKH Dinamika Berita Banjarmasin (1986-1989). Antologi puisinya
yang sudah terbit antara lain Demi Buah Tin dan Zaitun (1973), Titian Musim
(1978), Lintasan Waktu (1974), Arafah (1984), Yul (1985), Dian (1986), Kisi
Kisi Hidup (1994), dan langkah (2005). Antologi puisi bersama yang ikut memuat
puisi-puisinya antara lain Laut Pasang (1963), Jembatan I (1987), Jembatan II
(1988), Dengarlah Bicara Kami (1984), Harkat Kemanusiaan (1990), Festival Puisi
Kalimantan (992), Jendela Tanah Air (1995). Novel dan antologi cerpen
karangannya sudah siap diterbitkan, judulnya Di Antara Dua Bukit Karang (Novel,
1992), dan Nafas Kehidupan (antologi cerpen, 1992). Tahun, AA menerima hadiah
seni bidang sastra dari Gubernur Kalsel (Ir. HM Said). Tanggal 28 Maret 2002,
AA meninggal dunia di RS Suaka Insan Banjarmasin (pukul 23.30 Wita), dan
dimakamkan di Alkah Kerukunan Keluarga Amuntai, Jalan Raya Ahmad Yani Kilometer
22, Landasan Ulin, Banjarbaru.
ANDI JAMALUDDIN A R A
K, sastrawan, lahir di Pagatan, Tanah Bumbu, Kalsel, 14 Pebruari 1964. Mulai
menulis puisi, sejak tahun 1980-an. Publikasi puisinya antara lain di RRI
Banjarmasin, dan SKH Banjarmasin Post. Antologi puisinya antara lain Kehidupan,
Domino, Losmen, Matahariku, Pidato Seekor Kakap, dan Bersujud. Antologi puisi
bersama yang ikut memuat puisi-puisinya Wasi
(Banjarmasin, 1999), Seribu Sungai
Paris Barantai (Kotabaru, 2006), dan Tarian
Cahaya Bumi Sanggam (Bunga Rampai Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan
2008).
ANDI LALA, pelatih sepak bola di klub Barito Putera
Galatama (BPG) Banjarmasin, 1988-an. Lahir di Bone, Sulsel, 5 September 1959.
ANDI ZAINAL ABIDIN. Anggota DPR masa bakti 19-19.
Lahir di Pagatan, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, 30 Oktober 1917.
ANGRAINI ANTEMAS, sastrtawan, lahir di Amuntai, Hulu Sungai
Utara (HSU), Kalsel, 22 April 1922. Lulusan Inlandische School Amuntai (1930),
Vervlog School Amuntai (1936), dan College Medan Antara (1950). Tahun 1942-1945
menjadi pegawai di Keimin Shidobo Amuntai. Tahun 1944-1945, aktif di organisasi
Pemuda PRI Amuntai. Tahun 1945-1949, ikut membidani berdirinya Gerakan
Perjuangan Indonesia Merdeka (GERPINDOM) Amuntai. Tahun 1945-1949, menjadi
Sekretaris SRI (Serikat Kerakyatan Indonesia). Tahun 1945-1945, ikut berjuang
sebagai anggota pembantu 3 merangkap sebagai Sekretaris BPKI Kompi Amuntai
dengan pangkat Letnan Muda. Atasannya ketika itu adalah M. Yusi yang di
kemudian hari menjadi Panglima Daerah Militer X Lambung Mangkurat. Sekali waktu
di bulan Maret 1942, di zaman kolonial Jepang, AA sempat dicari-cari oleh oknum
bala tentara Dai Nippon yang marah besar kepadanya. Ketika itu, lukisan poster
Kaisar Tenno Heika yang dibuatnya dibawa oleh seseorang yang ikut berpawai
mengelilingi kota Amuntai. Pawai dimaksud diadakan dalam rangka menyambut kedatangan
bala tentara Dai Nippon. Entah mengapa, di tengah perjalanan poster itu ada yang menusuknya dengan senjata tajam
hingga rusak sedemikian rupa. Bala tentara Dai Nippon yang melihat poster
Kaisar Tenno Heika dalam keadaan rusak seperti itu menjadi marah besar.
Ironisnya, mereka tidak mengusut orang yang merusaknya, tetapi justru mengusut
orang yang melukisnya. Tidak ada pilihan bagi AA, kecuali pergi meninggalkan
kota Amuntai sebelum oknum bala tentara Dai Nippon datang ke rumahnya. Senin, 9
Agustus 1948, mobil truk yang ditumpanginya dalam perjalanan dari Amuntai ke Tanjung, dicegat di tengah jalan oleh
Pasukan Militer Belanda, semua penumpang disuruh turun untuk diperiksa
kelengkapan identitas dirinya. Ketika itulah identitas AA sebagai wartawan
Republiken terungkap melalui kartu pers yang dimilikinya. Pasukan militer
Belanda itu menjadi semakin marah karena di antara barang bawaannya ketika itu
adalah 15 buah foto Bung Karno dan Bung Hatta, beberapa eksemplar Majalah Republik, SK Kalimantan Berjuang Banjarmasin, dan Majalah IPPHOS Report Jakarta Nomor 1 Tahun 1 1948. AA kemudian dituduh
sebagai ekstremis yang menyamar menjadi wartawan. Semua barang bawaannya
dirobek-robek, dan AA sendiri dipukuli sampai pingsan oleh Pasukan Militer
Belanda. Bahkan, dalam keadaan antara sadar dan tidak AA merasakan tubuhnya
diseret ke arah sebatang pohon para yang pada salah satu dahannya sudah
terpasang tali gantungan yang siap menjerat lehernya. Tapi, umur AA masih
panjang, ia tidak jadi digantung, dan selamatlah ia hingga sekarang ini (Aam Niu, Kita Perkenalkan Anggeraini
Antemas, Majalah Dwi Kala Arena Medan, Nomor 2/Tahun IV/Pebruari 1958).
Selepas Proklamasi RI 17 Agustus 1945, AA melanjutkan kariernya sebagai PNS.
Jabatan yang pernah dipegangnya antara lain sebagai (1) Kepala Bagian Pers dan
Publisitet di Jawatan Penerangan Kabupaten Hulu Sungai Utara (1957-1964). Tahun
1964-1967, dan (2) Kepala Kantor Kebudayaan Kabupaten Hulu Sungai Utara
(1964-1967), (3) Kepala Kantor Pembinaan Permuseuman Provinsi Kalimantan Selatan
di Banjarmasin (1972-1975), dan (4) Kepala Sub Direktorat Sejarah, Permuseuman,
dan Kepurbakalaan di Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Provinisi Kalimantan Selatan di Banjarmasin (1975-1979). Tahun 1970-1971, AA
sempat mengemban tugas sebagai anggota DPRD Kalsel mewakili Fraksi Partai
Nasional Indonesia (PNI). Tahun 1979, AA pensiun sebagai PNS, dan kembali
menetap di kota Amuntai.. Mulai menulis puisi, cerpen, esei sastra,
roman/novel, dan naskah drama sejak tahun 1942-1945. AA cuma nama pena sebagai
sastrawan saja, nama aslinya Yusni Antemas. Publikasi karya sastranya antara
lain di SK Borneo Shimboen Banjarmasin (1942-1945), SK Terompet Rakyat Amuntai
(1947), SK Menara Indonesia Amuntai (1947-1948), SK Kalimantan Berjuang
Banjarmasin (1949-1952), Anggraini Features Banjarmasin (1960-1968), Majalah
Megaria Banjarmasin (1975-1979), SKH Utama Banjarmasin (1967-1968), SKM Media
Masyarakat Banjarmasin (1980-2000), dan SKH Banjarmasin Post (sejak 1971).
Selain itu, karya sastra hasil karya AA juga dimuat di berbagai koran/majalah
terbitan luar daerah, antara lain Majalah Waktu Medan (1947), Majalah Indonesia
Bandung, Majalah Nasional Yogyakarta, Majalah Suara Rakyat, Majalah Cermin,
Majalah Sketsmasa (semuanya terbit di Surabaya, Majalah Varia Nyata, dan
Majalah Senang (keduanya terbit di Jakarta). Puisinya ikut dimuat dalam
antologi puisi bersama Sepuluh Penyair
Hulu Sungai Utara (Amuntai, 1973), dan Mahligai
Junjung Buih (Amuntai, 2007). Tahun 1975, AA menerima Hadiah Seni sebagai
Seniman Pembina dari Gubernur Kalsel. Buku cerita rakyat karangan AA yang sudah
terbit antara lain Punai Ajaib, Beringin
Kuning (1976), dan Asal Mula Nama
Sungai Amandit, dan Kehancuran di Baruh Kelayar (1976). Roman/novel AA yang
sudah diterbitkan antara lain Pujung
Menambat Barito (1980), Melamar Putri
Purnama (1980), Si Bunglon Jadi
Detektif (1980), Menghindar Dari
Telaga Kematian (1980), Tunas Tunas
Mekar Pagi (1981), dan Mendulang
Intan (1981). Buku AA yang lain Mutiara
Nusantara (Seri Kalimantan Selatan (1986).
ANHAR ROZI, sastrawan, tinggal di Kotabaru, Kalsel. Mulai
menulis puisi sejak tahun 1980-an.
ANI AGUSTINA AR, sastrawan, lahir di Kotabaru, Kalsel, 16
Agustus 1987. Alumni Sekolah Menengah Farmasi Banjarmasin. Tinggal di Kotabaru.
Mulai menulis puisi sejak tahun 2000-an. Antologi puisi bersama yang ikut
memuat puisi-puisinya antara lain Seribu
Sungai Paris Berantai (2006), dan
Tarian Cahaya Bumi Sanggam (Bunga Rampai Puisi Aruh Sastra Kalimantan
Selatan 2008).
ANNA FAJARONA, sastrawan, lahir di Banjarmasin, Kalsel, 15
Juli 1987. Mahasiswi PGSD FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
(2006). Tinggal di Banjarmasin. Mulai menulis puisi sejak tahun 2000-an.
Publikasi karya sastranya antara lain di SKH Radar Banjarmasin sejak tahun 2000-an. Antologi puisi bersama yang
ikut memuat puisi-puisinya antara lain Kau
Tidak Pernah Tahu Rahasia Sedih Tak Bersebab (2006).
ANNISA DESTYANINGRUM S, sastrawan, lahir di Jakarta, 28 Maret
1989. Siswa SMU Negeri I Banjarmasin. Tinggal di Banjarmasin. Mulai menulis
puisi sejak tahun 2000-an. Antologi puisi bersama yang ikut memuat
puisi-puisinya antara lain Kau Tidak
Pernah Tahu Rahasia Sedih Tak Bersebab (2006).
ANNISA NURUL HUDA, sastrawan, lahir di Barabai, Kalsel, 12
Agustus 1989. Tinggal di Barabai. Mulai menulis puisi sejak tahun 2000-an.
Antologi puisi bersama yang ikut memuat puisi-puisinya antara lain Kau Tidak Pernah Tahu Rahasia Sedih Tak
Bersebab (2006).
ANTEMAS, H. Tokoh perfileman nasional. Lahir di Hulu
Sungai Utara, Kalimantan Selatan, 20 Oktober 1923.
APRILIA NORHAYATI, sastrawan, lahir di Banjarmasin, Kalsel,
10 April 1989. Tinggal di Banjarmasin. Mulai menulis cerpen sejak tahun
2000-an. Antologi cerpen bersama yang ikut memuat cerpennya antara lain Bantu Saya Menikmati Cinta (2006).
ARDANSYAH FAMA, Drs. H. Bupati Hulu Sungai Utara masa
bakti 1987-1992 dan 1992-1997.
ARDIANSYAH ANNOR, sastrawan, lahir di Marabahan, Kalsel, 3
Oktober 1960. Lulusan PGA Negeri Marabahan. Bekerja sebagai karyawan di Kantor
Pos dan Giro Marabahan. Mulai menulis puisi sejak tahun 1980-an. Publikasi
puisinya antara lain di Buletin Haluan Marabahan. Antologi puisi bersama yang
ikut memuat puisi-puisinya Gardu (Marabahan, 1979), dan Menatap Cermin
(Marabahan, 1988).
ARDIANSYAH M, sastrawan, lahir di Haruai, Tabalong, Kalsel,
1940. Tinggal di Banjarmasin. Bekerja sebagai seorang wiraniaga di Pasar
Belauran Banjarmasin. Mulai menulis puisi sejak tahun 1960-an. Publikasi
puisinya antara lain di Majalah Mimbar Indonesia Jakarta (1960), Majalah Kuliah
Jakarta, SKH Pembina Jakarta, SKM Mercua Suar Banjarmasin, SKH Utama
Banjarmasin, SKH Banjarmasin Post (1971-1989), dan SKH Dinamika Berita
Banjarmasin (1986-1989). Antologi puisi bersama yang ikut memuat puisi-puisinya
antara lain Perkenalan di dalam Sajak (1963), Dahaga-B.Post 1981 (1982), dan
Dengarlah Bicara Kami (1984)
ARDIANSYAH. Atlet olahraga catur bergelar Grandmaster.
Lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 5 Desember 1951.
ARDJAN TANANG, H, Anggota DPRD Kalsel masa bakti
1971-. Fraksi ABRI. Lahir di Margasari, Tapin, Kalsel, 1922 (Buku
Kenang-kenangan DPRD Kalsel Hasil Pemilu 1971).
ARIA PATRAJAYA, sastrawan, lahir di Banjarmasin, Kalsel, 8
Mei 1962. Sarjana S.1 PBSI FKIP Universitas Lambung Mangkurat di Banjarmasin.
Bekerja sebagai PNS, Guru di SMP Negeri I Kertak Hanyar. Mulai menulis puisi,
cerpen, dan esei sastra sejak tahun 1990-an. Publikasi karya sastranya antara
lain di SKH Banjarmasin Post, dan Tabloid Wanyi Banjarmasin. Antologi puisi
bersama yang ikut memuat puisinya antara lain Festival Puisi Kalimantan (Tajuddin Noor Ganie, Banjarmasin, 1992),
dan Di Merah Fajar Esok Pagi (Kertak
Hanyar, 2008).
ARIEF ALRIFANY, sastrawan, lahir di Banjarmasin, Kalsel, 23
Juli 1986. Bekerja sebagai PNS. Tinggal di Kelurahan Handil Bakti, Barito
Kuala. Mulai menulis puisi sejak tahun 2000-an. Antologi puisi bersama yang
ikut memuat puisinya antara lain Nyanyian
Akar Rumput Pengakuan Ikhlas Pulang Ziarah (Marabahan, 2009).
ARIEF PUJIONO, sastrawan, lahir di Pelaihari, Kalsel, 1965.
Lulusan SNAKMA Pelaihari. Mulai menulis puisi sejak tahun 1980-an. Antologi
puisi bersama yang ikut memuat puisinya antara lain Langkah Dibagi, Langkah Terus ke Depan (Banjarbaru, 1985).
ARIEF RACHMAN, sastrawan, lahir di Banjarmasin, Kalsel, 1965.
Antologi puisi bersama yang ikut memuat puisi-puisinya Tamu Malam (Banjarmasin,
1992).
ARIFFIN HAMDI, sastrawan, lahir di Banjarmasin, Kalsel, 3
Oktober 1952. Bekerja sebagai ilustrator di SKH Banjarmasin Post. Mulai menulis
puisi sejak tahun 1970-an. Publikasi puisinya antara lain di SKH Banjarmasin
Post dan Majalah Bandarmasih Banjarmasin. AH belajar melukis kepada Amri Yahya
dan Fajar Siddik di Yogyakarta.
ARIFFIN NOOR HASBY, sastrawan, lahir di Marabahan, Kalsel, 20
Pebruari 1964. Pernah mempergunakan nama pena Ria F. Anestesia (RFA). Sarjana
S.1 FISIP Unlam Banjarmasin (1988). Bekerja sebagai PNS, mula-mula di Kantor
Wilayah Departemen Penerangan Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarbaru. Sejak
2002, setelah otonomi daerah, ANH pindah
bekerja ke Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarbaru. Mulai menulis
puisi, cerpen, dan esei sastra sejak tahun 1980-an. Publikasi puisinya di SKH
Banjarmasin Post, SKH Dinamika Berita Banjarmasin, SKH Radar Banjarmasin,
Tabloid Wanyi Banjarmasin, SKH Yogya Post Yogyakarta, SKH Berita Nasional
Yogyakarta, SKH Pikiran Rakyat Bandung, Tabloid Cempaka Semarang, Majalah
Dharma Wanita Jakarta, SKH Angkatan Bersenjata Jakarta, SKH Pelita Jakarta, SKM
Swadesi Jakarta, Majalah Mitra Jakarta, Majalah Hai Jakarta, Majalah Estafet
Jakarta, Majalah Ceria Jakarta, Majalah Sabili Jakarta, Majalah Annida Jakarta,
Majalah Anita Cemerlang Jakarta, Majalah Bahana Bandar Seri Begawan, dan Radio
Jerman. Antologi puisi bersama yang ikut memuat puisi-pusinya antara lain
Tenunan Hari Esok (Banjarmasin, 1983), Langkah Dibagi, Langkah Terus ke Depan
(Banajarbaru, 1985), Bias Al Qur’an dalam Puisi (Banjarmasin, 1986), Elite
Penyair Kalsel 1979-1985 (Tajuddin Noor Ganie, Banjarmasin, 1986), Pariwisata
Indonesia dalam Puisi (Jakarta, 1991), Tamu Malam (Banjarmasin, 1992), Festival
Puisi Kalimantan (Tajuddin Noor Ganie, Banjarmasin, 1992), Bunga Api
(Banjarmasin, 1994), Cerita Dari Hutan Bakau (Jakarta, 1994), Jendela Tanah Air
(Banjarmasin, 1995), Rumah Hutan Pinus (Banjarbaru, 1996), Gerbang Pemukiman
(Banjarbaru, 1997), Antologi Puisi Indonesia (Jakarta, 1997), Wasi
(Banjarmasin, 1999), Jakarta dalam Puisi Indonesia Mutakhir (Jakarta, 2002),
Perkawinan Batu (Jakarta, 2005), Ragam Jejak Sunyi Tsunami (Medan, 2005), dan
Seribu Sungai Paris Barantai (Kotabaru, 2006). Forum sastra yang pernah diikutinya
Festival Puisi Kalimantan (Banjarmasin, 1992), dan Cakrawala Sastra Indonesia
di TIM Jakarta (2005). Biografi kesastrawannya ikut dimuat dalam Buku Pintar
Sastra Indonesia (Pamusuk Eneste, 2001), Sketsa Sastrawan Kalimantan Selatan
(Jarkasi dan Tajuddin Noor Ganie, Balai Bahasa Banjarmasin, 2001), Ensiklopedi
Sastra Indonesia (Hasanuddin WS dkk, 2007), dan Ensiklopedia Sastra Kalimantan
Selatan (Balai Bahasa Banjarmasin, 2008).
ARIS KARTADIPURA, H, Ketua DPRD Kalsel masa bakti
1971-1977. Fraksi ABRI. Lahir di Bogor, Jabar, 1922 (Buku Kenang-kenangan DPRD
Kalsel Hasil Pemilu 1971).
ARLIAN DESMON, sastrawan, lahir di Amuntai, Kalsel, 10
November 1960. Bekerja sebagai guru di salah satu Sekolah Dasar di kota
Amuntai. Mulai menulis puisi dan cerpen sejak tahun 1980-an. Puisinya ikut
dimuat dalam antologi puisi bersama Mahligai
Junjung Buih (Amuntai, 2007).
AROVACH BACHTIAR, Atlet Catur bergelar Grand Master.
Lahir di Banjarmasin, 25 Maret 1934.
ARPANI, lahir di Banjarmasin, sastrawan, Kalsel, 1963.
Lulusan P3DK FKIP Universitas Lambung Mangkurat di Banjarmasin. Bekerja sebagai
guru di sebuah SMTA di kota Banjarmasin. Mulai menulis puisi sejak tahun
1980-an. Publikasi puisinya di RRI Banjarmasin, dan SKH Banjarmasin Post.
Antologi puisi bersama yang ikut memuat puisi-puisinya antara lain Langkah
Dibagi, Langkah Terus ke Depan (Banjarbaru, 1985).
ARSYAD INDRADI, sastrawan, lahir di Barabai, Kalsel, 31
Desember 1949. Pernah kuliah di Fakultas Hukum Unlam Banjarmasin. Sarjana S.1
STKIP PGRI Banjarmasin. Bekerja sebagai PNS, guru SMPN. Kini bertugas sebagai
penilik kebudayaan di Kabupaten Banjar. Mulai menulis puisi sejak tahun
1970-an. Antologi puisinya yang sudah diterbitkan antara lain Nyanyian Seribu
Burung (Kelompok Studi Sastra Banjarbaru, 2006), Kalalatu (Kelompok Studi
Sastra Banjarbaru, 2006), Romansya Setangkai Bunga (Kelompok Studi Sastra
Banjarbaru, 2006), dan Narasi Musafir Gila (Kelompok Studi Sastra Banjarbaru,
2006), Anggur Duka (2006), dan Burinik (2006). Antologi puisi bersama yang ikut
memuat puisi-puisinya antara lain Jejak Berlari (Sanggar Budaya, 1970),
Panorama (Majalah Bandarmasih Banjarmasin, 1974), Jendela Tanah Air (1995),
Rumah Hutan Pinus (Kilang Sastra Batu Karaha Banjarbaru, 1996, Gerbang
Pemukiman (Kilang Sastra Batu Karaha Banjarbaru, 1997), Bentang Bianglala
(Kilang Sastra Batu Karaha Banjarbaru, 1998), Cakrawala (Kilang Sastra Batu
Karaha Banjarbaru, 2000), Bahana (Kilang Sastra Batu Karaha Banjarbaru, 2001),
Tiga Kutub Senja (Kilang Sastra Batu Karaha, Banjarbaru, 2001), Bumi Ditelan Kutu
(Kilang Sastra Batu Karaha, 2004), Baturai Sanja (Kilang Sastra Batu Karaha
Banjarbaru, 2004), Anak Zaman (Kelompok Studi Sastra Banjarbaru, 2004), Dimensi
(Kelompok Studi Sastra Banjarbaru, 2005), Bumi Menggerutu (Banjarbaru, 2005),
Seribu Sungai Paris Barantai (Kotabaru, 2006), Antologi Puisi Nusantara : 142
Penyair Menuju Bulan (Kalalatu Press Banjarbaru, Cetakan I 2006 dan Cetakan II
2007), dan Doa Pelangi di Tahun Emas
(Marabahan, 2009).
ARSYAD MANAN, sastrawan, lahir di desa Seberang Masjid, Banjarmasin,
Kalsel, 1918. Pendidikan Madrasah Darussalam Martapura dan Pondok Modern Gontor
Ponorogo, Jatim. Bekerja sebagai wartawan, antara lain sebagai Pemimpin Umum
Majalah Pelita Banjarmasin (1938),
SKH Borneo Shimbun Banjarmasin
(1943), SKH Warta Berita Medan, dan
SKH Kalimantan Berjuang Banjarmasin
(1949-1951). Pada tahun 1953-1956
menjadi Ketua PWI Kalsel. Mulai menulis karya sastra, terutama sekali puisi dan
cerpen, sejak tahun 1930-an. Publikasi karya sastranya antara lain di Majalah Terang Bulan Surabaya, Majalah Pelita Masyarakat Banjarmasin (1938),
SKH Borneo Shimbun Banjarmasin
(1943), SKH Warta Berita Medan, dan
SKH Kalimantan Berjuang Banjarmasin
(1949-1951). AM meninggal dunia dan dimakamkan di Banjarmasin pada tanggal 11
Juni 1978 (Antemas, 1986:72-73).
ARSYAD, A. Bupati Kotabaru masa bakti 1951-1955.
ARSYAD, pemain sepak bola klub Barito Putera Galatama
(BPG) Banjarmasin, 1988. Lahir di Ambon, Maluku, 15 Juni 1969.
ARTONI JURNA, Drs, qari asal daerah Kalsel. Sejak
tahun 1992, memulai debutnya sebagai pembaca Al Qur’an di ajang MTQN dan STQN.
Tahun 1992 itu pula, ia meraih prestasi sebagai pembaca Al Qur’an terbaik 1
dalam ajang STQN di Kendari, Sulteng. Dilahirkan di Desa Sungai Batung,
Amuntai, Hulu Sungai Utara, Kalsel, 17 September 1961.
ARTUM ARTHA, sastrawan, lahir di desa Parincahan, Kandangan,
Kalsel, 20 Agustus 1920. Nama aslinya M. Husrien. Menempuh pendidikan dasarnya
di Perguruan Parindra Taman Medan Antara Kandangan (1939). AA pernah menjadi
guru bantu di Perguruan Parindra Taman Medan Antara Kandangan, tapi kemudian
lebih menekuni pekerjaannya sebagai wartawan. AA pernah menjadi Pemimpin
Redaksi Majalah Jantung Indonesia Kandangan (1948), SKH Kalimantan Berjuang Banjarmasin (1948-1951), SKH Tugas Balikpapan (1950-1951), SKH Indonesia Merdeka Banjarmasin
(1952-1954), dan SKH Utusan Kalimantan
Banjarmasin (1957-1960). Pada tahun 1961-1963, AA menjadi Ketua PWI Kalsel.
Mulai menulis puisi, cerpen, esei sastra, dan roman/novel sejak tahun 1930-an.
Masa kerja kesastrawanannya tidak kurang dari 69 tahun (1930-1999). AA banyak sekali
mempergunakan nama pena, antara lain Bujang Jauh, Emhart, HR Bandahara, M. Ch.
Artum, M. Chayrin Artha, dan Murya Artha. Publikasi karya sastranya antara lain
di Majalah Keinsyafan Gorontalo (yang
rubrik sastranya diasuh oleh HB Jassin), Majalah Terang Bulan Surabaya, Majalah Mimbar
Indonesia Jakarta, Majalah Panca
Warna Jakarta, Majalah Mutiara Jakarta,
Majalah Gelanggang Jakarta (rubrik
Siasat), Majalah Pelopor Jakarta,
Majalah Zenith Jakarta, Majalah Waktu Medan, Majalah Lukisan
Pujangga Medan Majalah Pahatan Banjarmasin,
Majalah Bandarmasih Banjarmasin, SKH Banjarmasin Post Banjarmasin
(1971-2000), SKH Dinamika Berita Banjarmasin
(1995-2000), dan Tabloid Wanyi Banjarmasin. Roman/novel yang sudah diterbitkan
antara lain adalah : Kumala Gadis Zaman
Kartini (Penerbit Gemilang Kandangan, 1949), Tahanan Yang Hilang (Penerbit Pustaka Dirgahayu Balikpapan, 1950), Kepada Kekasihku Rokhayanah (Penerbit
Mayang Mekar Banjarmasin, 1951), Putera
Mahkota Yang Terbuang (Pusat Bahasa Jakarta, 1978), dan Kartamina (Pusat Bahasa Jakarta, 1978).
Antologi puisi AA yang sudah diterbitkan adalah Unggunan Puisi Banjar (Pusat Bahasa Jakarta, 1978), sementara buku
kumpulan cerpennya yang sudah diterbitkan adalah Dunia Semakin Panas (Penerbit Pustaka Artha Mahardaheka,
Banjarmasin, 1997). Buku-buku AA yang lain adalah Masalah Kebudayaan Banjarmasin (Banjarmasin, 1974), Album
Pembangunan Kalimantan (Banjarmasin, 1975), Wartawan Wartawan Kalimantan Raya (Banjarmasin, 1981), dan Hassan
Basry Bapak Gerilya Kalimantan Pejuang Kemerdekaan (Banjarmasin, 1999). Pada
masa revolusi fisik 1945-1949, AA ikut aktif berjuang sebagai anggota
organisasi kelasykaran yang ada di kota Kandangan, seperti (1945), dan GERMERI
(Gerakan Rakyat Mempertahankan Republik Indonesia (1946). GEPERINDO adalah
organisasi kelasykaran yang ketika itu aktif bergiat memproduksi, mereproduksi,
dan menyebarluaskan pamplet-pamplet politik yang berisi provokasi anti
pemerintah kolonial Belanda. Ketika Hassan Basry membentuk ALRI Divisi IV
Pertahanan Kalimantan, AA ikut bergabung dan bertugas sebagai staf di bagian
penerangan. Selepas revolusi fisik, AA kemudian lebih menekuni kariernya
sebagai sastrawan, wartawan, dan anggota legislatif. AA pernah menjadi Ketua
DPRD II Banjarmasin (Fraksi Nahdlatul Ulama) (1953-1961), Ketua PWI Kalsel
(1961-1963), Kepala Seksi Sejarah dan Kebudayaan di Kantor Pemerintah Daerah
Tingkat I Kalimantan Selatan (1964-1965), Ketua Seksi D DPRD II Banjarmasin
(Fraksi ABRI dari unsur DHD Angkatan 45) (1967-1972), dan Pimpinan Museum
Banjarmasin (1965-1972) (koleksi Museum Banjarmasin inilah yang kemudian
menjadi cikal-bakal koleksi Museum Kalsel di Banjarbaru sekarang ini). AA
meninggal dunia di Banjarmasin pada tanggal 28 Oktober 2002 dan dimakamkan di
desa kelahirannya Parincahan, Kandangan.
ASAL KAJADIAN NUR MUHAMMAD, judul buku tasawuf yang
dikarang oleh seorang ulama dari Kerajaan Banjar pada abad ke 17. Asal Kajadian
Nur Muhammad berisi pemaparan tentang Nur Muhammad yang ditulis dengan
pendekatan neoplatonisme Ibnu Arabi
ASDHY SURYADI. Bupati Barito Kuala masa bakti
1963-1970.
ASDIN VAMATON, sastrawan, lahir di Banjarmasin, Kalsel, 1975.
Mulai menulis puisi sejak tahun 1990-an. Publikasi puisinya antara lain di SKH
Banjarmasin Post dan SKH Dinamika Berita Banjarmasin. Antologi puisi bersama
yang ikut memuat puisi-puisinya antara lain Tamu Malam (Banjarmasin, 1992).
ASFUL ANWAR, Drs.
Bupati Hulu Sungai Utara masa bakti 1969-1970. Walikota Banjarmasin masa
bakti (1973-1974. Anggota DPR masa bakti 19-19. Lahir Barabai, Hulu Sungai
Tengah, Kalimantan Selatan, 26 Mei 1928.
ASIA THAYSONI, sastrawan, lahir di Marabahan, Kalsel, 1950.
Lulusan Taman Siswa Banjarmasin. Mulai menulis puisi sejak tahun 1970-an.
Antologi puisi bersama yang ikut memuat puisi-puisinya antara lain Bingkisan
(Pelaihari, 1980).
ASIAH SAMAD, sastrawan, tinggal di Kotabaru, Kalsel. Mulai
menulis puisi sejak tahun 1980-an.
ASIAMAN Z, sastrawan, lahir di Ilung, Batang Alai Utara, Hulu
Sungai Tengah, Kalsel, 1978. Mulai menulis puisi sejak tahun 1990-an. Antologi
puisi bersama yang ikut memuat puisi-puisinya antara lain Festival Puisi
Kalimantan (Tajuddin Noor Ganie, Banjarmasin, 1992).
ASLI ZUHRY, H, Lettu, Ketua Fraksi ABRI DPRD Kalsel
masa bakti 1971-. Lahir di Margasari, Tapin, Kalsel, 27 Mei 1923. Meninggal
dunia di Banjarmasin, Kalsel, 11 Januari 1975 (Buku Kenang-kenangan DPRD Kalsel
Hasil Pemilu 1971). Tahun 1946, dalam statusnya sebagai Prajurit Divisi IV ALRI
Mojokerto ditugaskan oleh atasannya melakukan ekspedisi militer ke daerah
Kalsel dengan tujuan untuk membentuk pasukan perlawanan yang tangguh. AZ ketika
itu berhasil bertemu dengan Hassan Basry seorang pimpinan organisasi
kelasykaran rakyat yang berjuang di daerah pedalaman. Bermula dari pertemuan
itulah maka pada tanggal 18 November 1946 bertempat di Tabat, Haruyan, Hulu
Sungai Tengah, Kalsel, terbentuk Batalyon Rahasia ALRI Divisi IV A Pertahanan
Kalimantan yang legendaris itu. Lahir di Margasari, Tapin, Kalimantan Selatan,
27 Mei 1923.
ASMA AMRAN SH, Anggota DPRD Kalsel masa bakti 1971-.
Fraksi Karya Pembangunan. Lahir di Bukit Tinggi, Sumbar, 1942 (Buku
Kenang-kenangan DPRD Kalsel Hasil Pemilu 1971).
ASMAIL GAFURI, sastrawan, lahir di kota Barabai, Hulu Sungai
Tengah, Kalsel, 1918. Sering mempergunakan nama pena Asmara Gahara (AG). Pada
zaman kolonial Belanda 1930-1942, bekerja sebagai PNS di Kantor Kontroleur
Muara Teweh. Mulai menulis puisi dan cerpen sejak tahun 1930-an. Publikasi
puisi dan cerpennya antara lain di Majalah Palang
Merah Medan (1939) (Artha, 1992 : Wawancara, 1992).
ASMURI AMAN, sastrawan, lahir di Amuntai, Kalsel, 1947.
Tinggal di Amuntai. Mulai menulis puisi sejak tahun 1970-an. Antologi puisi
bersama yang ikut memuat puisi-puisinya antara lain Antologi Puisi Sepuluh
Penyair Hulu Sungai Utara (Amuntai, 1974).
ASNA SEPRIAWATI, sastrawan, lahir di Banjarmasin, Kalsel, 5
September 1973. Semua jenjang pendidikan
dini, dasar, menengah dan atas ditempuhnya di kota Barabai. Sarjana S.1
Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin (1997). Bekerja sebagai PNS, yakni
guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Pandawan. Mulai menulis puisi sejak tahun
1990-an Publikasi puiisinya antara lain di Radio Dirgahayu Barabai, SKH
Banjarmasin Post, dan SKH Dinamika Berita Banjarmasin. Antologi puisi bersama
yang ikut memuat puisi-puisinya antara lain Tarian
Cahaya di Bumi Sanggam (Bunga Rampai Puisi Aruh Sastra Kalimantan Selatan,
2008).
ASNAWI RAIS, sastrawan, lahir di kota kecil Birayang, Hulu
Sungai Tengah, Kalsel, 1919. Pendidikan
Sekolah Rakyat Birayang. Bekerja sebagai wartawan SKH Kalimantan Berjuang Banjarmasin (1946). Mulai menulis karya sastra,
terutama sekali puisi dan cerpen, sejak tahun 1930-an. Publikasi karya
sastranya antara lain di Majalah Terang
Bulan Surabaya dan SKH Kalimantan
Berjuang Banjarmasin (Artha, 1992 : Wawancara, 20 Desember 1992).
ASNAWI. Tokoh pendidikan. Lahir di Kandangan, Hulu
Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, 21 Juli 1920.
ASPIAN NOOR, sastrawan, lahir di Kandangan, Kalsel, 1
September 1960. Lulusan SMA Negeri Kandangan. Mulai menulis puisi sejak tahun
1980-an. Publikasi puisinya di SKH Banjarmasin Post. Antologi puisi bersama
yang ikut memuat puisi-puisinya antara lain Palangsaran (Kandangan, 1992), dan
La Ventre de Kandangan (Kandangan, 2004).
ASPIHAN N. HIDIN, sastrawan, lahir di Marabahan, Kalsel, 10
Maret 1980. Nama aslinya Aspihannor. Lulusan Pondok Pesantren Al Mujahiddin
Marabahan. Bekerja sebagai Guru di Pondok Pesantren Al Mujahiddin Marabahan,
dan di SMP Negeri III Marabahan. Mulai menulis puisi sejak tahun 2000-an.
Antologi puisi bersama yang ikut memuat puisi-puisinya antara lain Cinta Rakyat (Marabahan, 2007), Tarian Cahaya Bumi Sanggam (Paringin,
2008), Nyanyian Akar Rumput Pengakuan
Ikhlas Setelah Ziarah (Marabahan, 2009), Ije Jela Bersastra di Tahun Emas (Antologi Puisi Penyair Barito
Kuala) (Marabahan, 2009), dan Doa Pelangi di Tahun Emas (Marabahan,
2009).
ASTUTI DARDI, sastrawan, lahir di Banjarmasin, Kalsel, 1966.
Mulai menulis puisi sejak tahun 1980-an. Publikasi puisinya di SKH Banjarmasin
Post.
ASYIKIN NOOR ZUHRY, sastrawan, lahir di Margasari, Tapin,
Kalsel, 2 November 1925. Nama asli Asli Zuhri. Tahun 1945, menjadi wartawan
Majalah Gerak Banjarmasin. Tahun 1945-1946, ikut bergabung sebagai anggota
Serikat Kerakyatan Indonesia (SKI) Kalsel, dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Kalsel.
Tahun 1946, pindah ke Jakarta dan menjadi Perwira Penghubung (liasion officer)
Gubernur Kalimantan Ir. Pangeran Mohammad Noor di Jakarta. Tahun 1969-1979,
menjadi Sekretrais Pribadi mantan Gubernur Kalimantan Ir. Pangeran Mohammad
Noor di Jakarta. Pensiunan anggota TNI Angkatan Darat (pangkat terakhir
Kolonel). Selanjutnya tinggal di Banjarmasin. Tahun 1980, menjadi Sekretaris
Umum DHD Angkatan 45, dan Ketua Bidang Organisasi KADIN Kalsel. Mulai menulis
cerpen, esei sastra, dan puisi sejak tahun 1942-1945. Selain mempergunakan nama
Asyikin Noor Zuhry, juga sering mempergunakan nama pena Asynoor Z, dan Ilsa
Irhoz. Publikasi karya sastranya antara lain di Majalah Terang Bulan Surabaya
(1939), SK Borneo Shimbun Banjarmasin (1942-1945), Majalah Gerak Banjarmasin
(1945), Majalah Mimbar Indonesia Jakarta, dan SKH Banjarmasin Post (1971-1981).
Tanggal 19 September 1979, ikut mendirikan HIMSI (Himpunan Sastrawan Indonesia)
Kalsel. Jabatannya ketika itu sebagai Wakil Ketua (Ketua Hijaz Yamani). Tanggal
30 Agustus 1981, ANZ meninggal dunia dan dimakamkan di Banjarmasin. Tanggal 17
Agustus 1994 menerima Hadiah Seni Bidang Sastra secara anumerta dari Gubenur
Kalsel.
ATHAILAH MURSYID, Doktor, dosen Faperta Unlam
Banjarbaru. Doktor Ilmu Pertanian Pascasarjana IPB Program Studi Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan (16 Maret 1991). Judul disertasi Pertanaman Berpola Lorong Antara Gamal dan
Kaliandra dengan Kedelai di Tanah Podsolik Bekas Padang Alang-alang.
AUDI ANABELA VERUCI, sastrawan, lahir di Banjarmasin, Kalsel,
17 Juni 1989. Tinggal di Banjarmasin. Mulai menulis cerpen sejak tahun 2000-an.
Antologi cerpen bersama yang ikut memuat cerpennya antara lain Bantu Saya Menikmati Cinta (2006).
AUNUL HADI, Drs. H.
Bupati Hulu Sungai Utara masa bakti 2008-2012
AUR BUNAK. Nama gunung di Kabupaten Tanah Laut. Tinggi
1.150 meter.
AWU, Nama kapal penumpang milik PT Pelni yang melayani
arus penumpang dari Kabupaten Kotabaru dan sekitarnya yang akan bepergian ke
Makassar dan Surabaya pulang pergi. Sandar pertama kali di Pelabuhan Samudera
Batulicin, Tanah Bumbu, 17 Februari 1992. Nakhoda KM Awu ketika sandar pertama
adalah seorang wanita, yakni Entin Kartini..
AZIAR HARI BUDJANI, Anggota DPRD Kalsel masa bakti
1971-. Fraksi Karya Pembangunan (FKP). Lahir di Padang, Sumbar, 15 November
1932. (Buku Kenang-kenangan DPRD Kalsel Hasil Pemilu 1971).
AZN ARIFFIN, sastrawan, lahir di Barabai, Hulu Sungai Tengah
(HST), Kalsel, 5 Agustus 1936. Sejak tahun 1955, tinggal di Surabaya. Mulai
menulis puisi sejak tahun 1950-an. Publikasi puisinya antara lain di Majalah
Mimbar Indonesia Jakarta, Majalah Budaya Jakarta (1957), Majalah Brawijaya
Surabaya (1957), dan SKH Surya Surabaya (1966-1968). Puisinya berjudul Panas
dimuat di Majalah Budaya Jakarta (Edisi 6/Juni/1957). Antologi puisi bersama
yang ikut memuat puisi-puisinya antara lain Perkenalan di dalam Sajak
(Banjarmasin, 1963). Suripan Sadi Hutomo (1995:103), memasukan nama AZNA
sebagai salah seorang sastrawan Surabaya dalam bukunya berjudul Wajah Sastra
Indonesia di Surabaya.
ENTIK KARTINI. Nakhoda KM Awu yang pertama. Sandar
pertama kali di Pelabuhan Samudera Batulicin, Tanah Bumbu, 17 Februari 1992.
Kapal penumpang milik PT Pelni yang melayani arus penumpang dari Kabupaten
Kotabaru dan sekitarnya yang akan bepergian ke Makassar dan Surabaya pulang
pergi.
MUHAMMAD, ASAL KAJADIAN NUR, judul buku tasawuf yang
dikarang oleh seorang ulama dari Kerajaan Banjar pada abad ke 17. Asal Kajadian
Nur Muhammad berisi pemaparan tentang Nur Muhammad yang ditulis dengan
pendekatan neoplatonisme Ibnu Srabi
NUR MUHAMMAD, ASAL KAJADIAN. judul buku tasawuf yang
dikarang oleh seorang ulama dari Kerajaan Banjar pada abad ke 17. Asal Kajadian
Nur Muhammad berisi pemaparan tentang Nur Muhammad yang ditulis dengan
pendekatan neoplatonisme Ibnu Arabi.
ZAWAWI, H.A, Kepala Depot Logistik (Dolog) Kalsel.
Tanggal 15 September 1994, HAZ digantikan oleh Drs H Darmodjo. HAZ pindah tugas
ke Sumbar untuk menjadi Kepala Dolog di sana.